Deskripsi
“Dongeng” yang disajikan dalam buku ini menyerempet fakta, menguak sejarah jihad melawan korupsi seorang anak Negeri Astina yang murni tauhidnya. Yang tinggi integritasnya dan baik akhlaknya. Saya “mengunyah” habis novel “Teror Mata Abdi astina” ini. Sambil berpikir, adakah manusia seperti Sindu di astina itu di negeriku Indonesia? Bila ada, biarlah kami pinjam dia dan berikan kewenangan lebih kepadaya. Agar bekerja untuk penegak hokum di Indonesia yang telah centang prenang dikuasai bandit politik. Novel ini penting untuk dibaca siapa saja yang ingin menyelami suasana kebatinan perjuangan para pejuang antikorupsi seperti di Negeri astina.
Dr Danhil Anzar Simanjuntak
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah/Pendiri Madrasah Antikorupsi
Memperluas wawasan, terutama dengan membaca, sudah menjadi kewajiban tiap wartawan. Di pos manapun dia ditempatkan. Agus Dwi Prasetyo atau Tyo telah menunjukkan itu lewat karyanya ini. Meski sehari-hari meliput peristiwa hokum, gaya tulisannya tak lantas jadi rigid. Bahasa imajinatif. Dengan lincah dia membawa kita bergerak dari dunia yang dianggit ke dunia senyatanya. Tempat inspirasi tulisannya berasal. Dengan demikian, kita setidaknya bisa mendapatkan dua hal sekaligus dari “Teror Mata Abdi astina” : kekayaan alegori dan gambaran tentang betapa tak mudahnya hukum ditegakkan.
Tetang Mahardika
Redaktur Senior Jawa Pos dan Penulis Buku “Brasil dalam Semangkuk Feijao”
Tulisan di buku ini ada metaphor, dalam dugaan saya, atas realitasnya di negara-negara yang korup dan brutal. Namun, metaphor tersebut sangat mudah dipahami, karena memang menggambarkan realitas yang mudah di dapati di tangah masyarakat. Tak terkecuali INDONESIA. DI INDONESIA KKEKERASAN DAN KORUPSI adalah hal harian yang masih menghantui mimpi bangsa ini. Buku ini menjadi oengingat yang baik bagi kita. Menjadi salah satu alternative untuk melihat serta memahami ekejahatan politik dan hukum di Indonesia
Haris Azhar
Advokat, Direktur Eksekutif Lokataru Foundation
Reviews
There are no reviews yet.